26 April 2023
Angkatan Muda Padang Lawas (AMP) menggelar acara silaturahmi halalbihalal akbar se-Indonesia bertempat di Aula Hotel Marwah, Sibuhuan, Padang Lawas, Sumatera Utara, Selasa, 25 April 2025.
Acara ini dihadiri ratusan kader AMP dari berbagai daerah di Padang Lawas. Mereka yang hadir umumnya berlatar belakang mahasiswa.
Ketua Panitia halalbihalal AMP, Samsul Bahri Hasibuan, dalam sambutannya mengatakan kegiatan ini merupakan yang kedua diadakan oleh AMP. Acara serupa pernah diadakan pada 2019 lalu, bertepatan dengan pelaksanaan program AMP, “Mudik Gratis Tu Palas”.
Pada 2020, halalbihalal ditiadakan karena masih dalam masa Covid-19. Menurut Samsul, pada 2021-2022 acara silaturahmi AMP diadakan dengan format buka puasa bersama dan selalu dihadiri oleh ratusan anggota.
Ia mengucapkan terimakasih kepada semua kader yang antusias hadir pada acara silaturahmi tahun ini. Pria yang akrab disapa Samba ini berharap acara halalbihalal bisa makin mempererat hubungan keluarga besar AMP.
Halalbihalal ini bertema ‘Indahnya Silaturahmi Satukan Tangan dan Satukan Hati’. Kita berharap ke depan tema ini menjadi pemersatu bagi semua kader AMP yang tersebar di seluruh penjuru Indonesia,” katanya disambut tepuk tangan hadirin.
Acara halalbihalal diisi dengan ceramah agama yang disampaikan dai muda dari Pondok Pesantren Musthafawiyah Purba Baru Mandailing Natal, Fahrurozi Hasibuan.
Pria yang juga Ketua DPC AMP Mandailing Natal ini mengurai makna halalbihal dan tema yang diusung oleh AMP.
Rozi menuturkan, sejak ditetapkan sebagai tradisi rutin oleh tokoh Nadhlatul Ulama KH Abdul Wahab Hasbullah pada 1948, halalbihalal bukan lagi menjadi cara silaturahmi antar-pemimpin politik, melainkan sudah banyak digiati oleh berbagai kalangan, termasuk mahasiswa.
Halalbihalal sudah diikuti masyarakat Indonesia secara luas, terutama masyarakat muslim sebagai pengikut para ulama. Hingga kini halalbihalal menjadi tradisi di Indonesia,” jelasnya.
Mengenai tema yang diusung AMP, Rozi menyebut pesan “satukan hati dan tangan” bermakna agar semua kader AMP, baik pengurus maupun anggota mampu menyatukan pandangan dalam mengarungi bahtera organisasi.
Ia mengingatkan banyaknya organisasi mahasiswa terpecah karena di antara kader tak memiliki kesatuan pandangan. Visi yang menjadi haluan fundamental organisasi seringkali disalahtafsirkan oknum anggotanya sehingga menimbulkan gerbong-gerbong organisasi yang berpotensi memecah belah.
AMP bukan lahir dari hasrat semacam itu. Di sini semua kader harus menyatukan visi, menyatukan pandangan, dan mematuhi rambu-rambu yang sudah ditetapkan Ketua Umum AMP Irfan Kamil Siregar,” tegasnya.
Ketua Bidang Hukum dan Hak Asasi Manusia AMP, Syafaruddin Situmeang, mengatakan banyak organisasi mahasiswa dan kepemudaan yang muncul dengan bergantung pada anggaran cuma-cuma alias proposal proyek.
Bang Meang, sapaan akrabnya, menyebut organisasi seperti itu dengan sebutan ‘Organisasi Proposal’. Sebagian mahasiswa Padang Lawas di perantauan, kata dia, banyak yang terjangkiti ‘penyakit’ ini.
Bang Meang mengimbuhkan, mereka adalah kader-kader organisasi yang selama ini hidup dari anggaran Pemerintah Kabupaten Padang Lawas. Ia pun menegaskan bahwa AMP adalah antitesis dari organ-organ mahasiswa semacam itu.
AMP adalah organisasi mandiri yang menghidupi operasionalnya dengan kantong-kantong para pengurusnya. Organisasi ini tidak hidup dari proposal. Sekelas Pemkab saja segan. Mereka mau memberi rumah dan fasilitas lain, kita enggak terima karena ini untuk menjaga independensi,” katanya.
Ia pun berharap agar semua kader AMP merawat kesadaran tentang pentingnya independensi. Prinsip yang selama ini dipegang oleh AMP adalah berdikari dan mampu membuat kontribusi nyata bagi ‘Tano Hatubuan’–sebutan untuk tanah kelahiran Padang Lawas.
Di Tapanuli Bagian Selatan, AMP adalah organisasi pertama yang merangkul semua pemuda dari berbagai lapisan, baik mahasiswa maupun di luar mahasiswa. AMP hingga kini istikamah memilih jalan independen dan terhindar dari uang-uang proyek Pemkab,” tandasnya.
Red