Bak Air Bah, Serbuan Air Hujan di Lima Puluh Genangi Kediaman Warga

Peristiwa196 Dilihat

incarkasus.com, Batu Bara 12 Maret 2021

“Banjirrrr….

Tolong lah beritakan air nya nyebrang ditambah parit yg diatas mampet ga dak lobang kontrol nya…”, tulis Sutrisno melalui pesan Whatsappnya, Jumat (12/3/2021) malam.

Senopati menulis pesan Whatsapp tersebut karena sudah kewalahan menghadapi serbuan air hujan yang menyerbu bak air bah di kediamannya di Lingkungan V Kelurahan Lima Puluh Kota Kecamatan Lima Puluh Kabupaten Batu Bara.

Dikatakan Sutrisno sejak pukul 20.00 Wib hujan deras mengguyur ibukota Kabupaten Batu Bara tersebut hingga airnya masih terus menggenangi rumahnya.

Hanya hitungan menit air menyerbu kediamannya hingga masuk kedalam rumahnya setinggi 5 Cm. Bahkan bila hujan lebat masih terus bertahan diprediksi ketinggian air di rumah Sutrisno bisa makin naik.

Serbuan air juga menggenangi warung kopi yang selama ini merupakan markas Wappress ( Warung Apresiasi Press) serta toko pulsa dan warung Bakso yang berada di depan rumah Sutrisno.

Wappress adalah wadah komunitas wartawan yang lebih fokus mengikuti kegiatan Polres Batu Bara yang berada tepat disebelahnya.

“Memang sejak jalan ditinggikan halaman rumah kami berada dibawah ketinggian jalan. Namun penyebab banjir yang menyerang kediaman kami dan markas Wappress

sejak Pemkab Batu Bara menutup saluran drainase diseberang rumah kami. Ditambah tidak ada lubang kontrol “, timpal Sutrisno kesal.

Penutupan saluran air yang kemudian dijadikan akses pejalan kaki tidak dibarengi dengan pembuatan lubang pembuangan air yang memadai dari badan jalan menuju saluran air yang tertutup. Juga tidak membuat lubang kontrol yang memadai.

Selain itu saluran air didepan rumahnya tidak berfungsi dengan baik karena mampat akibat sampah dan pasir dari badan jalan.

Pemkab Batu Bara diminta Sutrisno harus bertanggung jawab  karena kurangnya perencanaan matang yang dilakukan sehingga mengakibatkan dampak kerugian bagi masyarakat.

Sebelum leaning ini dibangun justru masyarakat aman-aman saja, tidak pernah mengalami banjir seperti saat ini. Setelah saluran air (leaning) dibangun serta ditutup atasnya justru air hujan dari jalan tersebut tidak bisa masuk ke leaning sehingga mengalir ke rumah-rumah warga. Setiap hujan tiba maka warga kebanjiran.

“Kenapa pemerintah tidak punya perencanaan yang baik dalam membangun, lihatlah rumah kami ini setiap hujan tiba selalu kebanjiran, cobalah tinjau kemari dan lihat akibat yang kami rasakan”, ungkapnya kesal

Meski Lurah Lima Puluh Kota Amran telah mengerahkan warga bergotong royong membersihkan saluran air namun tampaknya tidak efektif menghempang masuknya air ke rumah Sutrisno.

Menanggapi kondisi tersebut Zainuddin dan Supriadi yang merupakan anggota komunitas Wappress berujar banjir tetap melimpah ke markas mereka bila lubang pembuangan tempat masuknya air dari badan jalan menuju saluran air yang tertutup tidak dirombak.

“Seharusnya Bappeda dan konsultan perencana membuat lubang yang cukup besar dan lebih rendah dari badan jalan”, ketus Zainuddin.

Bahkan Supriadi menyebut pembuatan penutup saluran air di Jalan Perintis Kemerdekaan Lima Puluh Kota tanpa perencanaan matang.

EP/ Batu Bara

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *