Meski Berbiaya Miliaran Pelabuhan Bersejarah Tanjung Tiram Tak Difungsikan

Peristiwa66 Dilihat

incarkasus.com, Batu Bara 11 Januari 2021

Meski dibangun dengan biaya miliaran rupiah namun Pelabuhan Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara tidak difungsikan.

Padahal pelabuhan ini di gadang-gadang bakal menghubungkan Tanjung Tiram dengan Port Klang Malaysia.

Kepala Unit Kerja Pelabuhan Tanjung Tiram Sutriono,  kepada awak media, Senin (11/01/2021) mengatakan pelabuhan ini pernah beroperasi beberapa bulan sejak dibangun, tetapi karena alur Sungai Pantai Laksamana dangkal di waktu air surut mengakibatkan pemilik kapal penumpang Batu Bara – Port Klang menghentikan operasionalnya.

Untuk mengaktifkannya kembali menurut Sutriono, pihaknya  setiap tahun mengajukan  permohonan pengerukan alur sungai  ke pusat. Namun hingga kini belum terealisasikan.

“Tiap tahun kita ajukan permohonan pengerukan alur sungai, tapi sampai kini belum terealisasikan oleh pemerintah pusat,” kata Sutriono.

Padahal pendapatan dari pengelolaan parkir di pelabuhan itu disetor juga ke pusat. Sementara ini pelabuhan hanya dimanfaatkan masyarakat sebagai transit material.

Sekedar diketahui, keberadaan Pelabuhan Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara dibawah Kementrian Perhubungan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut sudah cukup lama tidak beroperasi.

Posisi Pelabuhan yang terletak di Ujung Jalan Merdeka Kecamatan Tanjung Tiram atau ujung Bom hanya beroperasi  beberapa bulan setelah dibangun 10 tahun yang lalu.

Namun saat ini pelabuhan sebesar  itu hanya dihuni beberapa orang pegawai saja. Halamannya terkesan kurang terurus, menjadi tempat parkir kenderaan dan transit bahan bangunan masyarakat yang berada di seberang pelabuhan.

Padahal, Pelabuhan Tanjung Tiram  memiliki torehan sejarah yang harus dilestarikan turun temurun. Awalnya pelabuhan dibangun pemerintah Hindia Belanda.

Namun kedatangan bala tentara Jepang tahun 1942 ke Sumatera Timur melalui pantai Perupuk yang hanya berjarak belasan mil dari pelabuhan Tanjung Tiram menyebabkan pelabuhan tersebut harus dirusak.

Belanda terpaksa membom pelabuhan itu karena khawatir akan dimanfaatkan oleh bala tentara Jepang.

Suara dentuman penghancuran pelabuhan itu terdengar masyarakat sekitar seperti suara bom yang dijatuhkan.

Masyarakat setempat berharap Dirjen Perhubungan Laut memperdalam alur dengan mengeruk alur sungai agar transportasi kapal penumpang Batu Bara – Port Klang Malaysia bisa beroperasi kembali.

EP/ Batu Bara

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *