Incarkasus.com 13 Januari 2025
Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun ke-49 PT Indonesia Asahan Aluminium (INALUM), perusahaan tersebut menampilkan program unggulan kelompok binaannya, Sari Larva Berdaya (SLB), yang digadang-gadang sebagai bukti kesuksesan program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR).
Namun, Helmi Syam Damanik, SH, MH, penasehat Formatsu (Forum Masyarakat Sumatera Utara), memberikan kritik tajam terhadap realisasi dana CSR INALUM yang dinilai masih jauh dari harapan masyarakat.
“Dalam kunjungan mereka ke Sari Larva Berdaya, INALUM seolah menunjukkan komitmen besar pada pemberdayaan masyarakat.
Namun, jika ditelaah lebih dalam, anggaran CSR perusahaan ini lebih banyak digunakan untuk program yang bersifat seremonial daripada menyentuh akar persoalan yang dihadapi masyarakat Kabupaten Batubara dan Sumatera Utara secara umum,” tegas Helmi di Medan, Senin (13/1/2025).
Helmi mengapresiasi keberhasilan program budidaya maggot dan bank sampah yang dikembangkan SLB di Desa Kuala Tanjung.
Namun, ia mempertanyakan seberapa besar porsi anggaran CSR yang dialokasikan untuk pengentasan kemiskinan, peningkatan akses pendidikan, atau layanan kesehatan yang masih minim di sekitar wilayah operasional INALUM.
Menurut Helmi, program seperti budidaya maggot memang inovatif, tetapi efeknya belum signifikan terhadap masyarakat luas. “Apa artinya budidaya maggot dan bank sampah jika hanya melibatkan segelintir orang.
Bagaimana dengan desa-desa lain di Batubara yang masih berkutat dengan masalah pengangguran, pendidikan rendah, dan akses air bersih, ujar Helmi.
Ia menilai INALUM lebih berfokus pada program-program kecil yang mudah dipromosikan sebagai pencapaian CSR tanpa benar-benar menjawab kebutuhan mendasar masyarakat.
“Jika INALUM ingin benar-benar membantu masyarakat, alokasikan dana CSR untuk membangun infrastruktur yang menyentuh langsung kebutuhan dasar rakyat, seperti akses jalan, sekolah, atau Puskesmas yang layak,” tambahnya.
Dana CSR Triliunan, Dampak Minim
Sebagai perusahaan besar yang beroperasi di Sumatera Utara, INALUM memiliki tanggung jawab besar terhadap masyarakat di sekitarnya. Helmi mempertanyakan transparansi penggunaan dana CSR INALUM yang disebut-sebut mencapai ratusan miliar rupiah setiap tahun.
“INALUM adalah perusahaan negara dengan keuntungan triliunan rupiah. Tetapi, di mana dampak signifikan dari CSR mereka. Apakah masyarakat sekitar sudah merasakan peningkatan kesejahteraan, atau dana ini justru lebih banyak terserap dalam biaya promosi dan seremonial?” tegas Helmi.
Ia juga mendesak pemerintah daerah dan DPRD Sumatera Utara untuk lebih serius mengawasi penggunaan dana CSR perusahaan besar seperti INALUM.
“Jangan sampai dana CSR ini hanya menjadi alat pencitraan atau bahkan menguap tanpa manfaat berarti bagi masyarakat,” imbuhnya.
Mendesak Evaluasi dan Transparansi
Di akhir pernyataannya, Helmi menyerukan evaluasi menyeluruh terhadap program CSR INALUM. “Kami bukan menolak program seperti Sari Larva Berdaya, tetapi itu saja tidak cukup. Harus ada transparansi anggaran dan keberanian untuk menjalankan program yang benar-benar berdampak besar,” pungkasnya.
Helmi Syam Damanik berharap INALUM dapat memanfaatkan momentum HUT ke-49 untuk introspeksi dan memperbaiki strategi CSR-nya agar lebih berdampak luas bagi masyarakat Batu Bara.” tutupnya.
Tim.