Setelah Revitalisasi, Pasar Lima Puluh Terlihat Kontras
incarkasus.com, Batu Bara 18 Desember 2020
Hasil pekerjaan revitalisasi pasar tradisional Lima Puluh Kelurahan Lima Puluh Kota Kecamatan Lima Puluh Kabupaten Batu Bara terlihat sangat kontras dan berpotensi menimbulkan kecemburuan sosial.
Setelah dua hari masa pengerjaan revitalisasi pasar tradisional Lima Puluh berbiaya Rp. 952 juta dianggap selesai, hasil pengerjaan menuai kritik dari masyarakat dan pedagang.
Menurut Shn (36), salah seorang pedagang ikan, (Jumat 18/12/2020) saluran air yang dibuat terlalu kecil, karena bila musim hujan, air dari sekitar pajak (pasar) numpuknya ketengah tengah pajak.
Akibatnya lapak sekitar 40 pedagang ikan akan terendam air karena lapak penjualan ikan lebih rendah dari paving block dan drainase.
Masih menurut Shn, saluran pembuangannya juga kecil, tidak memadai, arah pembuangannya juga tidak sesuai.
“Kalau musim hujan pasti tidak bisa menampung air dari dalam pajak. Karena dulu saluran air ini pernah melimpah, dan airnya masuk kerumah rumah warga. Habis itu tersumbat, karena salurannya kotor, mobil Damkarlah yang menyemprot, baru airnya jalan lagi, itupun pelan”, cetus Shn.
Senada juga disampaikan salah seorang warga lingkungan ll Kelurahan Lima Puluh. Kalau musim hujan, kasihan warga yang dibelakang, lokasi perumahan rendah, airnya turun ke pemukiman orang itu, karena saluran air di perumahan itu terlalu kecil dan dangkal.
Pantauan wartawan dari group Wappress, pekerjaan revitalisasi pasar di ibukota Kabupaten Batu Bara tersebut tidak mencakup seluruh pasar.
Terlihat 3 los direhab, pembuatan paving block dan drainase kecil diseputaran pasar serta pembuatan fasilitas MCK.
Sementara lapak penjualan ikan dibiarkan dalam kondisi darurat dan kumuh. Posisi lantai tanah lapak saat ini sudah berada di bawah paving block dan saluran drainase.
Selain itu, bangunan los lama yang masih layak pakai kondisi catnya sudah luntur namun dibiarkan tanpa sentuhan.
Dengan kondisi diatas terlihat pemandangan kontras antara bangunan yang direhab dengan lapak penjualan ikan darurat yang kumuh dan berbau.
Ketika hendak dikonfirmasi wartawan, Kepala Dinas Koperasi UKM Ahmadan Choir selalu mengelak dengan dalih sibuk di rumah dinas Bupati Batu Bara di Tanjung Gading.
EP/ Batu Bara