Incarkasus.com Batu Bara 28 September 2020
Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Kabupaten Batu Bara Ilyas Sitorus
menyatakan pihaknya tidak anti koreksi bahkan mahasiswa dipersilahkan menyampaikan koreksi. Ditekankan Ilyas, mahasiswa jangan hanya bisa mengkoreksi namun harus bisa memberi solusi.
Sikap tersebut disampaikan Ilyas Sitorus menyikapi dua gelombang unjuk rasa mahasiswa dan pemuda Batu Bara ke Dinas Pendidikan baru-baru ini kepada wartawan lewat pesan Whatsapp-nya, Senin (28/9/2020) malam.
Dikatakan Mantan Kepala Biro Humas Keprotokolan Pemprovsu ini,
koreksi itu baik dan positif. “Saya pribadi dan Disdik umumnya tidak anti koreksi, silakan koreksi dan ingatkankan kami. Tetapi tolong bantu dan beri juga solusinya apa, jangan hanya menyalahkan dan menyalahkan terus”, pinta Ilyas.
Ilyas juga mengharapkan bahwa mahasiswa juga harus mampu sebagai Social Control. Jadi selain pintar di bidang akademis, mahasiswa harus pintar juga dalam bersosialisasi dengan lingkungan termasuk Moral Force.
Diakui Ilyas, pihaknya tidak akan bisa berjalan sendiri, pastilah membutuhkan dukungan juga dari berbagai pihak, termasuk dari kalangan mahasiswa yang sangat terpelajar.
Dijelaskan Ilyas, Pemerintah Kabupaten Batu Bara tetap mendukung upaya peningkatan mutu pendidikan, termasuk kesejahteraan tenaga pendidik dan Kependidikan ASN maupun Non ASN/Honorer.
Kadisdik Batu Bara Ilyas Sitorus menyatakan sangat sependapat tentang kenaikan gaji guru honorer.
Namun diingatkan Ilyas harus tetap memperhatikan kemampuan anggaran sekolah, Disdik maupun Pemkab Batu Bara.
βNamun besaran gaji guru honorer kita saat ini masih tergantung dari kemampuan masing-masing sekolah kita, termasuk kemampuan APBD kita juga. Saat ini anggaran yang kita miliki baik di sekolah, Dinas maupun secara keseluruhan di APBD Kabupaten Batu Bara sangat terbatas karena banyak hal yang harus kita penuhi secara bersamaan”, paparnya.
Terkait menjaga kearifan lokal yang ada di Kabupaten Batu Bara dipastikan Ilyas didukung oleh Pemkab Batu Bara dibawah kepemimpinan Bupati Batu Bara H. Zahir.
Pergantian warna gedung sekolah yang dipermasalahkan mahasiswa,
menurut Mahasiswa Program Doktor Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unimed ini bukan menghilangkan kearifan lokal.
Menurut Ilyas tdak ada regulasi yang dilanggar terkait penggantian warna. Lagi pula sebelumnya gedung DPRD, gedung kantor Bupati dan Gedung Dinas/OPD yang lain sudah lebih dulu menukar warna menjadi putih.
“Lantas kenapa yang dimasalahkan hanya sekolah yang saya pimpin. Kalau mereka (pengunjuk rasa-red) mengatakan dalam orasinya Kadisdik diduga memanfaatkan dan menyalahgunakan kewenangan untuk keperluan pribadi, maka saya juga bolehlah mengatakan bahwa patut saya duga aksi-aksi tersebut ada keperluan dan kepentingan serta dorongan dalam memanfaatkan situasi”, timpal Ilyas.
Masih menurut Kadisdik Ilyas Sitorus, Mahasiswa adalah pelajar perguruan tinggi yang merupakan insan-insan calon sarjana, calon intelektual atau cendekiawan muda dalam suatu lapisan masyarakat yang sering kali sarat dengan berbagai predikat.
Mahasiswa juga merupakan suatu kelompok dalam masyarakat yang memperoleh statusnya karena ikatan dengan perguruan tinggi.
Dengan demikian menurut Kadis yang mudah senyum ini, peran dan fungsi mahasiswa adalah sebagai Iron Stock. Mahasiswa itu harus bisa menjadi pengganti orang-orang yang memimpin di pemerintahan nantinya.
Mahasiswa akan menjadi generasi penerus untuk memimpin bangsa ini. Mahasiswa juga sebagai Agent Of Change, dituntut untuk menjadi agen perubahan, jadi bukan hanya mengkoreksi tetapi mampu memberi solusinya.
EP.Batu Bara