Desti Warga Desa Bogak Penderita Pembusukan Daging di Tulang Butuh Bantuan

Sosial66 Dilihat

incarkasus.com, Batu Bara 25 Februari 2021

Pernah sekitar 5 tahun yang lalu terjatuh saat di kamar mandi di rumahnya, Desti Nurhidayah (10) seorang anak perempuan warga Jalan Beringin Ujung Dusun Kenanga Desa Bogak Kecamatan Tanjung Tiram yang berasal dari keluarga tidak mampu hanya pasrah menghadapi penyakitnya yang tidak kunjung sembuh.

Sejak sehari lalu Desti hanya terbaring lemah di ruang perawatan RSUD Batu Bara.

Tampaknya belum ada tindakan cepat yang dapat dilakukan mengingat fasilitas rumah sakit milik Pemkab Batu Bara tersebut belum memadai.

Tidak ada yang bisa dilakukan oleh Ibu Desti untuk menolong anaknya yang semakin hari, semakin memburuk.

Ironis memang selama 4 bulan Pemerintah tidak mengetahui ada satu keluarga yang sudah pasrah terhadap penyakit yang di derita anaknya karena faktor ekonomi.

Melihat kondisi bocah malang ini yang sangat membutuhkan pertolongan, beberapa warga yang perduli merencanakan hendak membawa Desti ke RSUPP Adam Malik Medan.

“Kami harus membawanya ke RSUPP Adam Malik dengan biaya umum. Mohon sumbangan Bapak/Ibu seikhlasnya. Desti sedang kritis dan harus segera di bawa ke RSUPP Adam Malik tapi dia belum memiliki BPJS.

BPJS baru akan kami urus besok pagi”, ujar salah seorang tetangga Desti di RSUD Batu Bara.

Sang Ibu hanya dapat terus menerus menangis melihat penderitaan putrinya yang terbaring lemah dan berjuang melawan penyakit yang menggerogoti tubuhnya.

Diceritakan, ketika terjatuh 5 tahun lalu, ibunya langsung membawa Desti ke tukang kusuk. Dari analisa tulang kusuk tersebut mengatakan bahwa ada lendir di tulang belakang Desti.

Dengan dikusuk, Ibu Desti berharap semua persoalan selesai. Tapi ternyata tak seperti itu, selama 4 bulan terakhir Desti yang duduk di Kelas V SD cuma terbaring hingga saat ini karena mengalami pembusukan daging di tulang duduk dan tulang paha.

Begitu ada yang memasuki kamarnya di ruang RSUD Batu Bara, Desti memandang begitu dalam seolah olah hendak mengisahkan penderitaannya.

“Saya lihat wajahnya dan sekujur tubuhnya, dia hanya memandang saya begitu dalam.Untuk memecah kebuntuan, saya langsung menyapa nya”, sambung warga tetangga Desti.

Diakui warga, melihat Desti yang terbaring lemah tak berdaya ada perasaan pilu berbaur keprihatinan.

“Sambil memegang jari nya yang lemah, saya katakan.. Desti harus kuat ya…. Semangat…Oom akan bantu Desti semampunya, jangan Nyerah ya…!” ujarnya memberi semangat dan kekuatan.

Disemangati, Desti bukan malah senang. Dia hanya diam memandang sendu dengan air mata yang mengalir deras dipipinya yang mungil.

Gadis kecil putri pertama pasangan Dullah (37) dan Suri Yati Batu Bara (37)  yang sehari-harinya bekerja sebagai buruh tani, yang berwajah manis itu terus menatap wajah orang-orang yang mengunjunginya.

“Tatapan matanya yang mungil begitu penuh harap tapi dia tidak sanggup  berkata, hanya menjawab dengan linangan air mata.

Hati saya begitu terenyuh sangat dalam. Gadis kecil ini seakan mau mengatakan sesuatu tapi tidak bisa. Dia seperti ingin membisikan kepada saya sesuatu kata indah….”Om…sakit…Desti pengen sembuh.”

Melihat hal ini…saya pun menahan tangis saya.

Dalam hati saya berkata,” sabar ya nak…jangan nangis…ijinkan saya membantu mu. Saya pegang tangan nya dengan lembut….

Saya pun berdoa….”Ya Allah…sembuhkan anak ini…ijinkan saya membantunya…jikalau itu baik untuk kami”, desah warga.

EP/ Batu Bara

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *