Ditengah Pandemi Covid-19, Dokter muda Guruh Wahyu Nugraha Sasar Kaum Dhuafa

Sosial64 Dilihat

incarkasus.com Batu Bara 25 September 2020.

Tidak dapat dipungkiri sebagai akibat pandemi Covid-19 yang belum juga reda melemahkan sendi perekonomian nasional.

Kondisi tersebut sangat terasa betul bagi kalangan masyarakat lapisan bawah atau kaum dhuafa. Lapisan masyarakat ini nyaris tidak memiliki kemampuan untuk keluar dari keterpurukan ekonominya.

Melihat kondisi tersebut, Guruh Wahyu Nugraha, sosok dokter muda energik tersebut bergabung dengan komunitas berbagi melalui KSJ ( Komunitas Sedekah Jumat) guna menyasar kaum dhuafa.

Meski menyandang tugas sebagai Direktur RSUD Batu Bara dan mengelola Klinik Suwandi yang didirikannya bersama istri yang juga dokter, tidak menghalangi tekad dr Guruh Wahyu Nugraha berkeliling hingga desa dan dusun.

Banyak orang yang sudah mengenal dr Guruh Wahyu Nugraha, terutama kalangan medis di Kabupaten Batu Bara. Wakil Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kabupaten Batu Bara yang berusia muda ini, terkenal dengan kemurahan hatinya dan tangan yang dingin lincah menolong pasien yang membutuhkan perawatan.

“ini kita lakukan semata untuk memberikan kesehatan bagi warga miskin, agar tetap dapat hidup sehat, terutama kepada warga miskin yang belum terdaftar di BPJS Kesehatan dan anak yatim yang membutuhkan bantuan pertolongan di bidang kesehatan,” kata Ketua Tim Medis Komunitas Sedekah Jumat (KSJ), dr Guruh Wahyu Nugroho.

Alumni Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sumatera Utara tahun 2010 ini, masa kecilnya mengenyam pendidikan SD Negeri 013871 di Desa Sei Suka Deras, sedangkan SLTP diselesaikan di SMP Negeri 2  Air Putih. 

Di usia remaja, Guruh Wahyu Nugraha meninggalkan kampung kelahirannya di Desa Sei Suka Deras, karena melanjutkan pendidikan ke SMA Negeri 7 Medan hingga menyelesaikan pendidikan dokter di UISU pada tahun 2010.

Seiring berjalannya waktu, pria yang akrab disapa Wahyu ini dipertemukan dengan seorang perempuan, dr Anita Trisnawati yang dipersuntingnya pada tanggal 2 Februari 2014. Dari buah perkawinannya dengan dr Anita Trisnawati, saat ini mereka dikaruniai seorang putra dan dua orang putri.

Sebagai seorang dokter, Wahyu kembali ke kampung halamannya mengelola sebuah klinik di Desa Sei Suka Deras yang diberi nama Klinik Swandy. Wahyu dibantu istri tercinta, dr Anita Trisnawati, semula hanya melayani beberapa orang pasien sekampung. Dengan tangan dingin pasutri tersebut mengabdi untuk melayani kesehatan warga dengan rasa ikhlas.

Seiring perjalanan waktu, Klinik Swandy semakin berkembang, pasien yang berkunjung bukan hanya tetangga sekampung, tetapi juga dari sejumlah warga desa di Kabupaten Batu Bara. Areal klinik juga diperluas dengan tersedianya ruang pasien rawat inap untuk pasien penyakit tertentu, maupun pasien yang melahirkan.

Dengan profesi sebagai seorang dokter, Wahyu juga aktif di Ikatan Dokter Indonesia (IDI) di Kabupaten Batu Bara dengan jabatan Wakil Ketua. Namun ayah tiga anak ini juga harus berbagi waktu dalam tugasnya sehari-hari sebagai seorang pimpinan Rumah Sakit Umum Daerah dan pengelola Klinik Swandy untuk dapat membantu kaum duafa dan anak yatim yang membutuhkan pelayanan kesehatan.

“Saya selalu berkomitmen pada diri saya bahwa kaum duafa dan anak yatim yang membutuhkan pelayanan kesehatan harus diutamakan, mengenai biaya perawatan itu nomor berikutnya,” ujar dokter berjiwa sosial ini.

Tiada hari tanpa berbagi dengan sesama menjadi motto dokter muda yang selalu berpenampilan sederhana.

Bahkan ketika menyalurkan bantuan, dr. Wahyu tanpa sungkan mengusung langsung bantuan yang akan diberikan di pundaknya.

“Alhamdulillah saya masih diberi kesehatan dan rizky untuk membantu warga yang mengalami kesulitan ekonomi”, ujar Bendahara KSJ Batu Bara ini.

EP. Batu Bara

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *