Suara Anak Negeri Nunjuk Diwilayah Perbatasan Desa Sungkung

Daerah9 Dilihat

Incarkasus.com 26 Desember 2021

Sungkung merupakan nama salah satu  Daerah yang sekaligus nama salah satu suku rumpun Dayak Bidayuh.
Daerah tersebut hingga kini masih terisolir dan terpencil karena terletak di Ujung Batas Negara Indonesia dengan Negara Malaysia.
Desa Sungkung, Kecamatan. Siding Kabupaten. Bengkayang, Provinsi. Kalimantan Barat. 

Akses jalan hingga saat ini masih belum memadai dan menjadi salah satu penyebab Utama Daerah Sungkung susah di jangkau, salah satu jalan alternatif harus melintasi Pegunungan dan Hutan Tua yang merupakan batas terakhir Jalan Poros dan saat ini masih dalam Pengerjaan Pembangunan  Negara yang baru sampai Daerah Badat/Kapot, sedangkan jalan untuk menuju Daerah Sungkung memerlukan waktu hampir 12 Jam.

Pada 21 – 22 Desember 2021 lalu Komunitas Jaga Batas Negara ( KJBN ) Masyarakat Peduli Perbatasan Indonesia ( MPPI ) dan Pemuda Pemudi Sungkung (PPS) telah menggelar Sosialisasi antisipasi Corona Virus Desease 2019 (Covid-19) yang disertai dengan membagikan Masker, Vitamin dan menyerahkan peralatan Olahraga kepada Masyarakat Sungkung. Bertempat di Lapangan Bola Voly Dusun Senebeh I, Desa. Sungkung I. 

M Ahmat merupakan Ketua Tim secara langsung mengatakan,” Tujuan kami datang ke Sungkung ini untuk menjalin hubungan dan ikatan tali Silaturahmi dengan Tokoh Adat, Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat Sungkung agar dapat melihat secara langsung bagaimana kehidupan saudara, kerabat dan sahabat disini, kami percaya meski dalam kondisi terisolir dari dunia luar, semangat Kebangsaan tidak pernah luput dari jiwa seluruh masyarakat, sejujurnya hal inilah  yang membuat kami merasa bangga dan kagum”, 

Masyarakat disini sama sekali tidak pernah menyerah dalam menjalani hidup dan tetap berusaha menembus batasan, salah satu yang paling nyata, meskipun tidak ada jalan yang memadai seluruh masyarakat tetap dapat menjalani hidup selama berpuluh-puluh tahun,” Pungkas,” M Ahmat. 

Koyos yang merupakan salah seorang Tokoh Muda di Sungkung,” mengatakan,” Saya mewakili Pemuda-Pemudi di Sungkung ini sangat senang dengan kehadiran teman-teman, walau medan yang ditempuh sangat berat mereka tetap mau hadir disini, melihat kehidupan masyarakat diperbatasan yang sangat mencintai Negara Indonesia, walau perhatian Pemerintah kepada masyarakat disini sangat kurang,” Papar, Koyos, dengan nada penuh kesedihan

Sejujurnya seluruh masyarakat sangat mendambakan jalan yang layak untuk dilalui menggunakan motor karena sangat berpengaruh dengan harga bahan pokok yang menjadi mahal, sekarang ini harga paracetamol saja mencapai Rp. 20.000, sedangkan semen harganya Rp. 350.000 – Rp. 400.000 tergantung merek, bahkan untuk mengeluarkan sahang/lada harus pakai ojek motor dengan ongkos perkilonya Rp 6.000.- 

Kendati hidup dalam keterbatasan Kepala adat Desa setempat berpesan kepada kawan-kawan jangan lupa setiap bulan enam kami mengadakan acara adat Nyobeng sebagai ungkapan syukur kami kepada Tuhan yang telah memberi kami hidup dan kehidupan, harus datang kembali kesini ya, ajak teman ramai-ramai, kami akan tetap menunggu,” Ucapnya, dengan linangan air mata penuh rasa haru.

Red ( Rizal Hutagaol)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *